Perbedaan Mazhab dalam Pelaksanaan Umroh dan Haji

Perbedaan Mazhab dalam Pelaksanaan Umroh dan Haji
Perbedaan Mazhab dalam Pelaksanaan Umroh dan Haji

Perbedaan Mazhab dalam Pelaksanaan Umroh dan Haji

Waktu itu, saya lagi duduk santai nunggu boarding di bandara Jeddah, habis menunaikan umroh. Di sebelah saya ada rombongan dari Indonesia dan satu jamaah dari Malaysia. Obrolannya menarik—mereka sedang diskusi soal cara tawaf dan urutan manasik haji.

Salah satu bilang, “Lho, kok kamu sa’i duluan sebelum tawaf?”
Yang satu lagi jawab, “Di tempat kami memang diajarkan begitu, sesuai mazhab.”

Saya jadi mikir, “Oh iya ya, ternyata ada perbedaan mazhab dalam pelaksanaan umroh dan haji yang kadang bikin kita bertanya-tanya, kok beda?”


Kenapa Bisa Beda?

Perbedaan ini wajar banget dalam Islam. Ulama dari berbagai mazhab—seperti Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali—punya metode dan pemahaman yang sedikit berbeda soal dalil-dalil ibadah. Tapi tujuannya tetap sama: mencari kebenaran dan kemaslahatan umat.


Contoh Perbedaan dalam Umroh dan Haji

  1. Niat Ihram
    • Mazhab Syafi’i: niat umroh atau haji harus dilafalkan lengkap.
    • Mazhab Maliki: cukup di dalam hati, tidak wajib dilafalkan.
  2. Tawaf Wada’ (tawaf perpisahan)
    • Mazhab Syafi’i dan Hanbali: wajib dilakukan sebelum meninggalkan Mekkah.
    • Mazhab Hanafi: tidak wajib bagi wanita yang sedang haid.
  3. Sa’i antara Shafa dan Marwah
    • Sebagian mazhab menyarankan sa’i dilakukan langsung setelah tawaf.
    • Mazhab Maliki memperbolehkan istirahat dulu sebelum sa’i, bahkan bisa ditunda ke hari berikutnya.
  4. Melontar Jumrah
    • Ada perbedaan waktu dan jumlah batu yang dilempar.
    • Beberapa mazhab memperbolehkan wakil untuk melontar jika sakit atau lemah, dengan syarat tertentu.

Jadi, Mana yang Benar?

Semua benar sesuai pemahaman masing-masing mazhab. Islam itu luas dan penuh rahmat. Kita tidak perlu bingung atau memperdebatkan hal-hal kecil dalam ibadah, apalagi yang sudah diperselisihkan oleh para ulama terdahulu.

Yang penting adalah menjaga niat, adab, dan keikhlasan. Kalau memang ikut mazhab Syafi’i (yang mayoritas dianut di Indonesia), silakan ikuti. Tapi kalau dalam perjalanan bertemu situasi yang sesuai mazhab lain, tidak apa-apa juga asalkan tidak keluar dari koridor syariat.


Tips Buat Jamaah

Saat ikut umroh atau haji, jangan kaget kalau lihat orang lain ibadahnya sedikit berbeda. Tanyakan ke pembimbing, atau cari tahu dasar mazhabnya. Belajar perbedaan itu bikin kita lebih bijak dan tidak mudah menghakimi.


Penutup

Umroh dan haji itu bukan cuma soal ritual, tapi juga tentang memahami perbedaan dan menjaga persatuan. Jadi, jangan baper kalau ada yang beda cara—bisa jadi itu cuma beda mazhab, bukan salah.

Kalau kamu ingin berangkat umroh bareng pembimbing yang paham berbagai mazhab dan bisa membimbing dengan sabar, kunjungi https://umroh-jannahfirdaus.com dan temukan paket terbaik untukmu. Siap berangkat dengan hati tenang dan ilmu yang cukup? Yuk, mulai dari sini!

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *