Kisah Perjuangan Nabi Ibrahim dalam Sejarah Haji

Kisah Perjuangan Nabi Ibrahim dalam Sejarah Haji
Kisah Perjuangan Nabi Ibrahim dalam Sejarah Haji

Kisah Perjuangan Nabi Ibrahim dalam Sejarah Haji: Jejak Cinta dan Ketaatan

Pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa ibadah Haji punya banyak ritual yang terasa unik dan berbeda? Mulai dari sa’i antara Bukit Shafa dan Marwah, melempar jumrah, sampai berkurban? Semua itu ternyata bukan sekadar seremonial. Di baliknya, ada kisah luar biasa dari seorang manusia pilihan: Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.

Kisah ini dimulai dari perjalanan panjang Nabi Ibrahim dalam menapaki jalan keimanan. Ia bukan hanya seorang nabi, tapi juga ayah, suami, dan hamba Allah yang diuji berkali-kali. Salah satu ujian paling besar adalah saat Allah memerintahkannya untuk meninggalkan istrinya, Siti Hajar, dan bayi mereka yang baru lahir, Ismail, di tengah padang tandus tak berpenghuni: lembah Makkah.

Bayangkan, seorang ibu dan bayi ditinggalkan tanpa sumber air, tanpa penduduk, hanya bersandar pada keyakinan. Tapi Siti Hajar tidak mengeluh. Ia berlari bolak-balik antara Bukit Shafa dan Marwah, berharap menemukan air untuk anaknya. Dari usaha dan keikhlasan itulah, Allah menghadiahkan air Zamzam yang terus mengalir hingga hari ini. Peristiwa inilah yang kemudian dikenang dalam ritual sa’i saat Haji dan Umrah.

Beberapa tahun berlalu, Nabi Ibrahim kembali ke Makkah. Kali ini, ia mendapatkan perintah lain yang lebih berat: menyembelih putranya, Ismail. Bisa dibayangkan betapa beratnya hati seorang ayah. Tapi luar biasanya, baik Ibrahim maupun Ismail menerima perintah itu dengan lapang dada. Dan saat Ibrahim hendak melaksanakan perintah itu, Allah menggantinya dengan seekor domba sebagai bentuk kasih sayang-Nya. Inilah yang menjadi asal mula ibadah kurban.

Tak berhenti di situ, atas perintah Allah, Nabi Ibrahim dan Ismail kemudian membangun Ka’bah—rumah pertama yang dibangun untuk menyembah Allah. Setiap batu yang ditumpuk adalah simbol cinta, pengorbanan, dan ketundukan kepada Sang Pencipta. Dan dari sinilah, ibadah Haji mengambil banyak makna: dari tawaf mengelilingi Ka’bah, wukuf di Arafah, hingga melempar jumrah yang mengingatkan kita pada perjuangan Ibrahim melawan godaan setan.

Kisah Nabi Ibrahim bukan sekadar dongeng masa lalu. Ini adalah warisan spiritual yang penuh pelajaran: tentang keikhlasan, ketaatan tanpa syarat, dan cinta yang tak tergoyahkan kepada Allah.

Dan bagi kamu yang sedang merencanakan perjalanan suci ke Tanah Haram, mengenang kisah ini bisa menjadi penguat niat dan motivasi. Karena sejatinya, Haji bukan hanya perjalanan fisik, tapi juga perjalanan hati menuju kedekatan dengan-Nya.

✨ Ingin menapaki jejak Nabi Ibrahim dan menyempurnakan rukun Islam kelima?
Yuk, mulai perjalananmu bersama kami di Jannah Firdaus.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *